Twitter memang menjadi salah satu rujukan informasi paling laris, terutama buat millenials dan Gen-Z. Sayangnya, hal ini memicu berkembangnya hoax yang diperparah oleh kebiasaan meretweet artikel setelah membaca judulnya saja. Twitter yang mulai memperhatikan konten dan cuitan penggunanya akhir-akhir ini mengeluarkan fitur baru lagi yang akan mengkonfirmasi pembaca bahwa mereka telah membaca keseluruhan artikel sebelum mereka menekan tombol retweet.
Twitter melihat banyak hoaks tumbuh dengan subur karena seringkali judul pada artikel tidak merepresentasikan seluruh isinya. Pada akhirnya, dibutuhkan kesadaran pembaca sebelum melakukan penyebaran informasi yang menyesatkan. Fitur ini adalah salah satu upaya Twitter untuk memaksa pembaca membaca keseluruhan informasi, mengecek, dan berpikir ulang sebelum membuat sebuah tweet tentangnya.
Unggahan @TwitterSupport tentang fitur Retweet Article. Credit image: Suara.com.
Fitur ini pertama kali diumumkan oleh @TwitterSupport pada 11 Juni 2020. Twitter menulis bahwa mereka mengeluarkan sebuah “prompt” berisi pertanyaan seputar apakah kamu telah membuka artikel yang hendak kamu retweet yang akan diuji coba pada pengguna Android. Menurut mereka, aktivitas membagikan artikel bisa memantik diskusi, sehingga mereka ingin pengguna memiliki pertimbangan yang matang sebelum berbagi artikel via tweet.
Seperti yang dikatakan Twitter, sharing article dapat menciptakan pada diskusi yang produktif namun juga bisa berbuntut pada misinformasi bahkan hoaks. Twitter ingin menjaga alur percakapan tetap sehat dan memiliki validitas informasi sekaligus mencoba meminimalisir hoaks melalui penerapan fitur ini.
Twitter sudah mulai meluncurkan fitur ini kepada sejumlah pengguna di aplikasi Android. Ketika pengguna me-retweet unggahan dengan artikel, sebuah prompt akan muncul dengan keterangan, “Headlines don’t tell the full story. Want to read this before Retweeting?“
Ilustrasi Timeline Twitter. Credit Image: Martin Bjork/Unsplash.
Pengguna tetap dapat me-retweet artikel tersebut jika menginginkannya. Jadi, fitur baru ini merupakan pengingat bagi para pengguna untuk membaca artikel agar tidak menyebarkan informasi yang salah.