Kopi Kenangan yang diperhitungkan sebagai pilihan kopi favorit millennials ini sekaligus merupakan sebuah ritel non-waralaba dengan pertumbuhan sangat cepat di Indonesia. Sejak membuka gerai pertama tahun 2017 di Jakarta Selatan, usaha ini hanya perlu tiga bulan untuk mencapai break event point.
Bulan Desember 2019, Kopi Kenangan lagi-lagi membuat publik berdecak kagum setelah berhasil menerima suntikan dana dari Arrive, anak perusahaan Roc Nation yang didirikan rapper kondang Jay-Z serta Serena Ventures yang didirikan oleh petenis Serena Williams. Menariknya, tercatat nama Li Ka Shing, orang terkaya di Hong Kong, dan salah satu pendiri Facebook Eduardo Saverin pada pendanaan terbaru ini. Pendanaan ini sekaligus merupakan perluasan pendanaan Series A sebanyak 20 juta dollar AS atau sekitar Rp 279 miliar yang diterima Kopi Kenangan pada Juni 2019 silam.

CEO Kopi Kenangan, Edward Tirtanata mengulas rahasia kesuksesan Kopi Kenangan yang dirasanya signifikan. Pertama, konsep bisnis yang berbeda. Edward memilih melawan arus bisnis perkopian dengan menggunakan konsep “grab and go”. Ketimbang menyediakan gerai, ia lebih memilih titik persinggahan. Menurutnya, hal ini sangat efektif untuk menghemat fasilitas yang harus disediakan untuk memenuhi standar sebuah gerai, seperti Wi-Fi dan sofa yang mahal. Edward melihat sesungguhnya hal-hal ini tidak diperlukan karena hanya akan membuat harga produksi kopi otomatis ikut naik untuk menutup biaya interior. Sementara, banyak orang hanya datang untuk menikmati kopi.

Hal inilah yang akhirnya menuntun pada ciri khas dan keunggulan kedua Kopi Kenangan, yakni harga yang ramah di kantong dan friendly secara finansial. Menurutnya, selama ini fasilitas yang sebetulnya membuat harga kopi menjadi mahal. Edward memilih untuk menyediakan produk kopi yang berkualitas dengan harga yang ramah di kantong. Ketiga, branding. Tak dipungkiri, nama Kopi Kenangan dipilih karena dirasa memiliki kedekatan dengan setiap orang. Hal ini diperkuat dengan pemilihan nama-nama menu yang tidak biasa misalnya Kopi Kenangan Mantan, Kopi Mantan Menikah, Kopi AnDi Lau (Antara Dilema dan Galau). Menurutnya, branding yang kuat akan berpotensi untuk menekan biaya marketing. Alasannya memilih nama-nama unik tadi adalah menarik semakin banyak orang tanpa strategi marketing besar-besaran agar tercipta kekuatan word of mouth secara efektif.
Kopi Kenangan juga membagi beberapa trik untuk bertahan di tengah wabah COVID-19 yang membuat banyak bisnis kesulitan. Strategi pertama adalah mengurangi operasional gerai dan mengganti metode penjualan. Seiring dengan PSBB dan penutupan beberapa mall, Edward hanya membuka 47 persen dari 300 gerai yang lokasinya berada di ruko atau lokasi yang tak terdampak regulasi PSBB. Ia juga membuka gerai ke daerah yang belum tersentuh Kopi Kenangan lalu memfokuskan penjualan lewat online delivery. Memilih tak mem-PHK, Edward justru memilih mengirim karyawan yang sedang tidak bekerja untuk menjalani pelatihan untuk meningkatkan skill.
Kedua, menerapkan kampanye SENANG (Sehat Bareng Kenangan) yang telah dimulai 9 Maret silam.

Tujuannya adalah meningkatkan level higienis kopi lewat proses produksi dan pengantaran yang steril. Protokol kesehatan diberlakukan pada tim operasional sebelum bekerja, mulai dari pengukuran suhu, penggunaan masker dan hand sanitizer serta sarung tangan non-medis. Pelanggan juga akan menerima kartu berisi suhu tubuh Baperista (barista Kopi kenangan) pembuat pesanan dan sang pengantar untuk meningkatkan kepercayaan. Segala peralatan dapur juga disterilkan dengan 310 unit Upang UC Waterless Sterilizer.
Selain berencana memperluas bisnis ke Asia Tenggara, Edward Tirtanata mengaku menargetkan Kopi Kenangan bisa memperoleh IPO atau Initial Public Offering pada 2022, menyusul brand Indonesia lainnya yakni Duck King.