Pada Global Analyst Summit yang diadakan 18 Mei hingga 20 Mei 2020 lalu, Huawei menyarankan pengembangan adopsi teknologi seperti 5G, Cloud, dan Artificial Intelligence sebagai strategi menghadapi “new normal” yang akan berimbas pada perekonomian.
Sebetulnya, teknologi yang satu ini bukan merupakan hal baru bagi sektor telekomunikasi di Indonesia. Yup, salah satu operator ponsel yakni Telkomsel telah menguji teknologi ini bertepatan dengan Asian Games dua tahun silam di Gelora Bung Karno.
Huawei bersama Telkomsel dan XL telah mengantongi beragam kerjasama untuk proyek-proyek yang berkaitan dengan penerapan 5G di Indonesia. Menurut pihak Huawei, adopsi teknologi ini di Indonesia sebetulnya bisa rampung sebelum tahun 2022 lho.
Mohamad Rosidi, Direktur ICT Strategy Huawei INdonesia, menyebutkan bahwa faktor yang mendukung uji coba 5G di Indonesia adalah kesediaan infrastruktur seperti Palapa Ring atau Tol Langit serta jaringan serat atau fiber hingga menara pemancar alias base transceiver station (BTS). Sementara dari sisi teknologi, Huawei juga mengaku telah menunjukkan kesiapan.
Hal ini ditunjukkan oleh peluncuran smartphone flagship terbarunya, P40 Pro, di Indonesia, Jumat (10/4/2020). Memakai teknologi SoC Kirin 990, ponsel ini telah mendukung jaringan 5G, meski belum dapat digunakan di Indonesia karena belum adanya regulasi yang mengatur akses jaringan 5G bagi seluruh operator seluler. Saat ini, Huawei menonaktifkan fungsi 5G di P40 Pro sehingga ponsel tersebut hanya bisa menggunakan teknologi jaringan maksimal hingga 4G LTE saja.
Regulasi dan harmonisasi spektrum atau tempat sinyal menetap atau hidup tampaknya menjadi hambatan lain yang genting dihadapi dalam penerapan teknologi 5G. Teknologi satu ini membutuhkan alokasi frekuensi tersendiri. Saat ini, di Indonesia hanya tersedia 2 spektrum frekuensi untuk jaringan 5G yakni 2.6GHz dan 3.5GHz.
Rosidi melihat bahwa spektrum terbaik bagi 5G sebetulnya ialah 3.5Gz. Meski begitu, Indonesia kemungkinan besar akan memperhitungkan iklim dan ekosistem untuk kemudian memilih spektrum 2.6GHz sebagai alokasi teknologi 5G.
Tantangan lainnya adalah perlunya kolaborasi jaringan nirkabel dan fixed untuk meningkatkan jumlah pelanggan mengingat cukup rendahnya penetrasi jaringan berbasis serat optik di Indonesia.
Huawei menyatakan tengah berusaha melakukan koordinasi dengan pemerintah dan sejumlah operator mengenai penerapan teknologi 5G di Indonesia. Hingga kuartal III tahun 2019, Huawei telah menyepakati lebih dari 50 kontrak komersial 5G dengan berbagai operator di seluruh dunia. Selain itu, perusahaan teknologi raksasa asal Tiongkok itu juga telah mengapalkan lebih dari 150.000 BTS 5G ke beberapa negara.
Menurutmu, Indonesia sudah siap belum mengadopsi teknologi ini? Komen di bawah ya, peeps!
[…] Saatnya bilang, goodbye 4G, welcome 5G atau bahkan 6G! Seperti yang kita dengar, rumor 5G di Indonesia mulai santer mengudara sejak teknologi tersebut dipakai pada perhelatan Asian Games 2018. Huawei dan tiga provider Indonesia juga telah mengusahakan negosiasi dengan pemerintah untuk memperc…. […]