Ilustrasi Telemedicine
Ilustrasi Telemedicine. Credit image: Negative Space/Pexels.

Menjaga kesehatan menjadi aspek penting selama masyarakat melakukan lockdown dan social distancing. Mengikuti pola konsumsi yang bergeser ke digital, semua sektor bergerak dengan strategi online. Tak terkecuali sektor kesehatan. Kini, semakin banyak layanan kesehatan yang dilakukan secara daring, alias telemedicine. Apakah konsultasi digital ini merupakan masa depan kesehatan di era new normal?

Apa yang Berubah pada New Normal?

Budaya new normal dapat diartikan sebagai upaya pembiasaan diri untuk “hidup bersama” COVID-19. Keamanan dari resiko penularan virus COVID-19 akan menjadi penting. Bahkan, menjadi pertimbangan utama publik dalam melakukan berbagai transaksi. 

Hal ini tampaknya mulai menjadi pertimbangan banyak perusahaan. Survei ICIO Community bertajuk ‘Indonesia CIO Priorities Survey During Pandemic COVID 19 & Beyond’ menunjukkan banyak perusahaan mulai memikirkan potensi transformasi ke arah digital. Survei yang dilakukan tanggal 12 Juni hingga 15 Juni 2020 ini melibatkan 50 CIO (Chief Information Officer) dari berbagai industri mulai dari logistik, telekomunikasi, asuransi, manufaktur, layanan kesehatan dan masih banyak lagi.

Rupanya, sebanyak 57 % dari responden, menyatakan bahwa perubahan model bisnis baru berbasis digital harus segera dilakukan jika perusahaan atau organisasi mereka ingin bertahan dan bisa terus tumbuh. 

Sejak pandemi, semakin banyak orang yang peduli pada kesehatan mereka. Masyarakat semakin punya kecenderungan patient-centric: mereka haus akan akses informasi dan data kesehatan mereka mulai dari keputusan rawat inap hingga alternatif pengobatan yang bisa dipilih. Keputusan medis sering kali dibuat bersama antara dokter dengan pasien. 

Kesadaran ini semakin mendorong perubahan pada sektor kesehatan. Mereka tak lagi berfokus pada layanan kuratif, tapi juga menjadikan promotif, preventif, dan rehabilitatif sebagai prioritas layanan.

Tumbuhnya Telemedicine di Tengah Pandemi

Salah satu cara yang diadaptasi layanan kesehatan dalam new normal adalah telemedicine alias pengobatan jarak jauh. Seperti yang kita ketahui, rumah sakit sedang memprioritaskan pasien corona. Dari segi pengguna layanan kesehatan, mereka yang hendak berobat juga memiliki kekhawatiran lebih tinggi untuk menyambangi kawasan tersebut. Telemedicine memfasilitasi mereka yang ingin berobat namun menghindari kontak di rumah sakit maupun klinik.

Aplikasi Halodoc termasuk salah satu layanan kesehatan yang populer selama masa pandemi
Tampilan aplikasi Halodoc. Credit image: Halodoc.

Beragam platform telemedicine di Indonesia semakin populer dan diminati sejak pandemi. Menurut CEO Halodoc, layanan telemedicine di aplikasi mereka meningkat hingga 600% terutama pada segmen konsultasi dokter dan pengantaran obat. Halodoc juga mencatat kenaikan pengguna layanan rapid test dan PCR hingga 100.000 pengguna. Seperti yang diketahui, saat ini ada beberapa aplikasi kesehatan yang telah terdaftar di Indonesia seperti Halodoc, KlikDokter, maupun AloDokter.

Kepopuleran Telemedicine sebagai Ladang Bisnis Baru 

Pemerintah juga mulai bekerjasama dengan layanan kesehatan daring untuk mengoptimalkan sektor kesehatan di tengah pandemi. Menurut laman COVID19.go.id, pemerintah sangat menganjurkan masyarakat untuk berobat secara online melalui Telemedicine Association atau Atensi. Atensi terdiri atas 12 layanan perusahaan kesehatan digital yang menyediakan fasilitas konsultasi medis secara daring. Kabarnya, telah ada lebih dari 300 ribu masyarakat yang sudah memanfaatkan layanan ini.

Ilustrasi konsultasi kesehatan daring yang banyak dilakukan via video call dan foto
Ilustrasi konsultasi kesehatan daring. Credit image: Anna Shvets/Pexels.

Pemerintah pun bekerja sama dengan Halodoc dalam aplikasi PeduliLindungi. Aplikasi yang fungsi utamanya memiliki tracing dan tracking pasien COVID-19 ini sekarang juga menyediakan layanan kesehatan daring. Untuk mengakses layanan telemedicina Halodoc di aplikasi PeduliLindungi, pengguna bisa menekan tombol Periksa Diri pada beranda. Nantinya, pengguna akan diarahkan masuk ke Halodoc pada bagian Konsultasi Dokter.

Perkembangan terakhir usaha pemerintah Indonesia dalam bidang telemedicine tampak dalam kerjasama mereka dengan pemerintah Inggris pada 22 Juni 2020. Nantinya, kerja sama tersebut akan meliputi pelayanan kesehatan, pencegahan dan pengontrolan penyakit, hingga pengembangan riset, tenaga, dan teknologi di bidang kesehatan.

Indonesia bahkan telah menyetujui kolaborasi dalam digitalisasi pelayanan kesehatan telemedicine berbasis komunitas. Kerjasama penanganan COVID-19 akan dilakukan melalui teknologi big data dan artificial intelligence sebagai metode berbagi data.

Ilustrasi aplikasi telemedicine di berbagai negara
Ilustrasi aplikasi telemedicine. Credit image: Kai Pilger/Unsplash.

Kepopuleran aplikasi Telemedicine juga menjadi ladang bagi perusahaan dari sektor lain untuk menjalin afiliasi. 

Aplikasi dompet digital DANA baru-baru ini menggandeng YesDok sebagai fitur tambahan pada aplikasi mereka. Pembayaran akan dilakukan melalui saldo dana. Pengguna yang ingin memulai konsultasi bisa memulainya lewat menu Health. Konsultasi ini dilakukan lewat panggilan video pada browser. Proses pembelian dan pengantaran obat juga dapat dilakukan dalam satu layanan.

Serupa dengan DANA, sektor pariwisata tak mau ketinggalan. Traveloka melihat telemedicine sebagai peluang untuk meningkatkan komitmen kesehatan mereka. Traveloka, mengumumkan kerja sama dengan sejumlah penyedia layanan kesehatan terkemuka seperti Prodia, Klinik Pintar, dan Biotest untuk menghadirkan layanan Tes COVID-19 dalam platformnya.  Hadirnya layanan ini menjadikan Traveloka sebagai platform satu pintu yang memungkinkan pengguna untuk tidak saja memesan tiket pesawat, namun juga sekaligus memenuhi kewajiban protokol kesehatan selama perjalanan. 

Tes Rapid Traveloka untuk menjjaga penggunanya tetap aman selama berwisata
Tes Rapid Traveloka. Credit image: traveloka.com

Layanan Tes COVID-19 yang mencakup layanan uji tes PCR (Polymerase Chain Reaction) dan Rapid Test ini dapat diakses melalui Traveloka Xperience pada kategori produk Pelengkap Travel (Travel Essentials). Saat ini, layanan dari Traveloka ini dapat diakses para pengguna yang berada di 44 kota dan kabupaten di Indonesia melalui aplikasi, website, maupun mobile web Traveloka secara bertahap mulai tanggal 10 Juni 2020.

Hambatan Penerapan Telemedicine di Masa Depan 

Meski semakin populer, penerapan telemedicine ini tampaknya masih perlu banyak adaptasi dan pembenahan. Menurut survei The Conversation yang melibatkan 22 dokter umum dan spesialis di berbagai daerah di Indonesia, ada beberapa temuan yang berpotensi memunculkan masalah. 

Pertama, platform yang populer dipakai untuk layanan telemedicine ternyata justru aplikasi WhatsApp. Pada sisi lain, isu ini belum diatur dalam regulasi di Indonesia terkait dengan pengawasan sistematis untuk prosedur yang dilakukan.Peraturan No. 74 Tahun 2020 tentang Kewenangan Klinis dan Praktik Kedokteran Melalui Telemedicine pada Masa Pandemi COVID-19 di Indonesia hanya berlaku saat pandemi, namun bagaimana dengan keberlangsungan praktik semacam ini di masa depan?

Ilustrasi telemedicine menggunakan video call
Ilustrasi telemedicine. Credit image: Edward Jenner/Pexels.

Isu keamanan dan kerahasiaan data seperti rekam medis pasien menjadi isu yang berpotensi menjadi masalah selama telemedicine dilakukan dalam aplikasi percakapan, bukan platform e-health yang telah terdaftar dan memiliki izin.

Kedua, telemedicine yang melibatkan video dan foto belum tentu bisa menyelesaikan suatu permasalahan medis. Selain masalah keamanan data yakni potensi tersebarnya percakapan, akurasi medis juga bisa terganggu. Hal ini karena tidak adanya pemeriksaan langsung yang dapat meningkatkan subjektivitas dokter maupun pasien sehingga terjadi terapi yang tidak tepat.

Ketiga, secara akses internet dan teknologi, tentu layanan ini tak bisa didapatkan oleh semua orang. Beberapa masyarakat di pedalaman masih menyukai tatap muka dan mungkin belum mampu beradaptasi dengan platform semacam ini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *