Virtual Reality yaitu sebuah teknologi virtual yang sudah pernah dipublikasikan sejak beberapa tahun silam. Siapa sangka, popularitasnya yang sempat turun kembali terdongrak akibat pola kebiasaan baru pandemi Covid-19.
Kemunculan teknologi ini pada mulanya lebih ditujukan untuk menyasar para Gamers, guna memberikan sensasi nyata berada didalam dunia game. Tentu, dengan visual senyata dihadapan mata, dapat memacu andrenalin pemain dalam menaklukan tantangan permainan.
Ditahun 2017, Sony mengklain bahwa perusahaan mereka telah berhasil menjual satu juta unit PlayStation VR. Angka ini jauh melebihi prediksi perusahaan yang mematok penjualan vitual reality headset besutan mereka dalam jangka enam bulan sejak dipasarkan. Dan lewat keberhasilannya ini, Sony akan kembali mengeluarkan virtual reality headset terbaru mereka Sony PSVR 2 yang dapat terhubung dengan PS5.

Mengutip Playstation Blog, Hideaki Nishino selaku Senior Vice President menyampaikan bahwa PSVR PS5 memungkinkan pemain bisa mendapatkan pengalaman hiburan terbaik, sebab akan ada lompatan dramatis dalam kinerja dan interaktivitas.
Ia juga menambahkan, bahwa salah satu inovasi yang paling mereka sukai dari VR terbaru adalah gabungan fitur utama yang terdapat pada DualSense wireless controller, dengan dibuat khusus agar lebih ergonomis.
Melihat teknologi ini menjadi alternatif dimasa depan. Tak hanya Sony, beberapa perusahaan lain pun turut memeriahkan dunia virtual reality. Seperti HTC Vive Cosmos dengan kemampuan lengkap untuk whole-room VR, Oculus Rift S yang memiliki pengendali gerakan Oculus Touch lebih ringan, dan tak ketinggalan juga Microsoft bersama para mitranya (Acer, Dell, HP, Lenovo dan Samsung) turut memproduksi serangkain headset VR versi mereka yang dikenal dengan Windows10-Ready Mixed Reality.
Baca Juga: Video Call Instagram Kini Capai 50 Orang,Tanpa Syarat!
Lantas, apa yang menjadi hal baru dalam New Normal Habit 2.0? Nampaknya, seorang Mark Zuckerberg mulai memberi tanda, jika pengaplikasian virtual reality (VR) dan augmented reality (AR) bisa saja mereka maksimalkan untuk kegiatan ngantor dan perjalanan ke tempat kerja. CEO Facebook ini menyampaikan idenya pada acara talkshow di salah satu sesi Clubhouse. Ia mengatakan, teknologi VR akan membuka banyak kesempatan dan pengalaman baru.
“Salah satu hal yang virtual reality akan buka adalah kemampuan untuk tinggal di mana pun Anda inginkan dan berada di tempat lain, dan benar-benar merasa seperti Anda berada di sana,” kata Zuck mengutip The International Business Times.
Dan nampaknya, ide ini sudah mulai dilakukan dibeberapa kegiatan yang memungkinan seperti yang diungkapkan Jane Ross STEAM Coach dalam acara Visual EdTech Conference ‘DisruptED 2021: (BC) Before Corona to After Disease (AD)’ dari Sampoerna University, Jumat (5/2/2021).

Mengutip laman detikNet, jane menjelaskan bahwa dirinya sudah sering menggunakan VR dalam kegiatan belajar mengajar. “Karena ingin meningkatkan kualitas belajar online karena sudah hampir satu tahun belajar online kan, dan siswa melaporkan mereka kurang sosial. Dengan VR, guru bisa bertemu di dalam ruangan virtual bersama. Kalau zoom ngomongnya bergantian jadi kaku, ini untuk membuka itu,” ucapnya.
Zuckerberg menyarankan bahwa teknologi VR dan AR bahkan bisa dimanfaatkan untuk mencapai mimpi teleportasi yang sejauh ini belum menemukan titik terang. Zuck mengatakan kemajuan pengembangan VR dan AR yang stabil di labnya akan merevolusi masa depan perjalanan dengan bantuan kedua teknologi tersebut.
Sangat menarik! Dengan virtual reality sekalipun sesuatu menghalangi Anda untuk melakukan perjalanan. Bukan berarti menghentikan Anda untuk bisa memiliki pengalaman yang serupa kemanapun dan dimanapun. Bahkan siapa tahu, teknologi virtual reality ini bisa saja menjadi jawaban untuk membuat nyata kenangan dimimpi Anda, sekaligus mengantikan kolase album kenangan keluarga terkasih nampak benar-benar hadir bersama Anda.