Gojek-listrik
Foto: Unsplash / Afif Kusuma

Aplikasi transportasi super buatan Indonesia, Gojek, berencana untuk membuat semua mobil dan motor dalam ekosistem platform-nya menjadi bertenaga listrik pada tahun 2030. 

CEO Gojek, Kevin Aluwi mengatakan kepada Reuters bahwa Gojek akan merancang dan membuat kerjasama dengan para stakeholders dari perusahaan manufaktur kendaraan hingga perusahaan leasing agar memudahkan semua drivernya untuk menjangkau kendaraan listrik tersebut.

Langkah ini merupakan salah satu upaya Gojek di bidang kepedulian lingkungan melalui program yang mereka rancang, yaitu zero emissions, zero waste, and zero barriers. Salah satu misi dari program ini, zero emissions, adalah program dengan tujuan untuk mengurangi tingkat emisi kendaraan sebesar 29% pada tahun 2030.

Gojek dalam website-nya juga telah meluncurkan program GoGreener Carbon Offset, yaitu sebuah program yang mengajak konsumen Gojek untuk peduli kepada lingkungan dengan cara menanam pohon. 

Pada akhir tahun 2020, Gojek telah menanamkan sebanyak 1500 pohon bakau di area Jakarta, Bontang, dan Demak. Pohon-pohon yang ditanam ini nantinya akan dikonversi menjadi perhitungan jejak karbon yang dihasilkan. Selain itu, pohon-pohon ini juga nantinya dapat diobservasi kesehatannya melalui monitoring dashboard yang tersedia di aplikasi Gojek.

Program ini merupakan bagian dari kampanye Gojek untuk mencapai target menurunkan emisi menjadi 29% pada tahun 2030. Program yang diberi nama zero emissions, zero waste, and zero barriers ini nantinya tidak hanya berperan untuk mengurangi emisi udara dan sampah saja, namun juga program ini nantinya akan menggalakkan kampanye kesetaraan gender.

Gojek menyatakan kampanye program ini dalam laporan Sustainability Report tahunan pertamanya.Dalam laporan tersebut, dijelaskan secara rinci terkait perkembangan dan kemajuan program lingkungan Gojek yang telah ada, serta perencanaan Gojek di masa depan dalam menerapkan praktik kepedulian lingkungan dan sosial di Indonesia serta dunia.

Gojek mengklaim bahwa laporan yang dibuat oleh mereka tersebut adalah laporan yang pertama kali disusun oleh perusahaan digital di seluruh Asia Tenggara. Selain itu, laporan ini juga diklaim sesuai dengan standar internasional seperti Global Reporting Initiative dan Sustainability Accounting Standards Board.

Baca juga: Dua Raksasa Startup Anak Bangsa, Gojek-Tokopedia, Akan Segera Menjadi Satu

Beberapa inisiatif program Gojek GoGreener antara lain berkomitmen untuk melakukan penghitungan limbah tahunan, inventarisasi emisi tahunan sesuai dengan Greenhouse Gas Protocol.

Foto oleh Gojek

Gojek juga meluncurkan GoTransit, sebuah fitur yang dimana Gojek akan memberikan rekomendasi terkait penggunaan pilihan transportasi umum sehingga pengguna dapat memilih lebih dari satu opsi ketika ingin melakukan perjalanan.

Sejak tahun 2019, aplikasi super buatan Indonesia ini mengklaim sudah mengurangi penggunaan plastik sekali pakai sebesar 13 ton melalui program alat makan berbayar. Gojek juga berencana untuk meningkatkan angka tersebut melalui program-program baru yang telah disiapkan untuk tahun 2021.

Baca juga: Kolaborasi Dahsyat Tokopedia dan Gojek, akankah berjodoh?

Untuk memastikan berjalannya program ini serta tingkat akuntabilitas yang meningkat, Gojek membentuk Sustainability Advisory Council yang terdiri dari para ahli dari berbagai organisasi termasuk UN Women, ASEAN Center of Energy, Universitas Indonesia, dan stakeholders lainnya.

“Kurang dari 10 tahun untuk mencapai target (PBB) Social Development Goals, itu artinya kita harus bergerak mulai sekarang. Kami memahami bahwa kami tidak akan sanggup untuk melakukan dan menjalankan program ini sendiri, itulah mengapa kami akan bekerja sama dengan para mitra kami yang mempunyai visi yang sama untuk mempercepat lajur dari program ini dengan para ahli yang berkompeten serta inovatif dan transformatif.” ujar Tanah Sullivan, Group Head of Sustainability Gojek.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *